Selasa, 02 Agustus 2011

Sehelai Kertas


Kertas itu berwarna putih. Jika kita menuliskannya pensil akan terdapat warna hitam. Jika kita menghapus coretan itu akan berbekas.
Itulah yang terjadi pada manusia
Kita dilahirkan dengan diri yang suci. Lalu ketika sudah beranjak dewasa kertas kita akan tergores oleh beberapa pensil. Dan ketika kita menggunakan penghapus untuk menghapus pensil itu akan berbekas.

Misalnya saja begini:
Seorang laki-laki lahir dari perut ibunya. Ketika sudah berumur 29 tahun, ia mencuri dompet seorang wanita. Mencuri telah menjadi bagian dari hidupnya, banyak orang tahu ia adalah pencuri karena dia sering kedapatan dan dipukul oleh warga. Suatu hari, ia bertobat dan meminta ampun kepada Allah SWT. Ketika seseorang mengadukan bahwa ia kehilangan dompet, warga pun mempunyai curiga kepada seorang lelaki itu.

Apa yang kalian dapat dari cerita singkat itu? Padahal laki-laki itu sudah bertobat tetapi ia tetap saja dicurigai. Warga telah memberinya sebuah gelar. Itulah...goresan pensil yang terhapus tetap meninggalkan bekas. Oleh karena itu marilah kita tidak menggoreskan pensil dikertas kita masing-masing.

Minggu, 31 Juli 2011

Merah Putih


Banyak orang di negara Indonesia menganggap bahwa bendera Merah Putih itu seperti dewa yang jika kita menggeletakkannya ditanah langsung di bilang bahwa kita tidak pantas menjadi warga negara Indonesia.
Sebenarnya, kita tak perlu memerlakukan bendera seperti emas berharga, tetapi turutilah nilai-nilai pancasila yang terkandung didalam arti bendera itu.
Sekarang banyak orang yang terlihat menangis ketika menaikan bendera merah putih, seakan timbulah 'jiwa nasionalisme' mereka. Padahal, pahlawan itu menangis karena zaman dulu sangat sulit sekali untuk mendirikan sebuah bendera sedangkan sekarang? terlalu gampang sekali.
Jadi, pokok bahasan dalam tulisan ini adalah kita tak perlu menganggap jika meremehkan bendera sama dengan menginjak negara sendiri, menghargai nilai-nilai pancasila lebih penting. Bukankah jika menghargai bendera tetapi tak melaksanakan nilai-nilai pancasila itu yang tidak pantas menjadi warga negara Indonesia?

Sabtu, 30 Juli 2011

Keadilan


Kata ibuku, keadilan itu bagai bayangan. Yang tampak terlihat tetapi tak nyata. Semua mengira keadilan itu hanya sebatas kata yang terpapang di Pancasila.

"Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia"
Tapi apalah adanya. Pancasila hanya sebatas penghias disetiap dinding tetapi tak dipraktekkan secara langsung. Saat ini, rakyat Indonesia sangat memerlukan keadilan yang semestinya mereka dapat. Keadilan yang dapat melindunginya dari setiap kejadian yang bertentangan dengan kenyataan.
Banyak sekali orang yang tak bersalah ditangkap oleh 'yang berwajib' tetapi orang yang benar-benar salah berkeliaran di muka bumi. Inilah contohnya, dimanakah letak keadilan sesungguhnya jika aparat pemerintah sendiri tak berlaku adil?
Aku merasakan bahwa hak untuk mendapatkan keadilan telah tertindas. Semuanya dimusnahkan dengan rayuan dunia semata.
Aku bertanya, apakah keadilan itu bisa dibeli?
Aku selalu membela teman-temanku oleh guru yang berlaku salah atau tidak adil. Aku selalu memberanikan diri untuk membilang bahwa jawaban yang guru berikan itu salah sehingga aku dan teman-teman mendapat nilai yang sempurna. Aku selalu membela keadilan.
Karena, didalam hati nuraniku menyatakan bahwa jika kita menginginkan keadilan kita harus berlaku adil.
Aku yakin tak ada orang yang tak berlaku tidak adil di muka bumi ini. Tetapi aku yakin bisa menguranginya untuk membebaskan hak-hak orang lain. Aku yakin banyak orang yang menyalahgunakan hak orang lain untuk kesenangan dirinya semata. Aku yakin bahwa ketidakadilan itu tak ada musnah karena keadilan sejati itu hanya berasal dari Illahi Rabbi. Aku yakin itu.

Selasa, 05 April 2011

Welcome


Hallo pembaca...
Selamat datang di blog baru saya...
Nama pena saya Lala.
Pertama-tama saya ingin menceritakan tentang posting selanjutnya.
Saya bercita-cita menjadi seorang penulis. Tapi, karena belum kesampean jadi hanya menulis di blog ini. Mungkin saya tidak akan menulis Cerbug, Cerpen atau semacamnya. Saya hanya menceritakan sesuatu yang semuanya berasal dari pikiran saya. Itu saja ya pengumumannya, hehehe.

Wassalam
 

Copyright © 2008 Green Scrapbook Diary Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez